foto: istimewa

Jember, Surat teguran yang diberikan oleh bupati Jember  melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPU BMSDA), tertanggal 19 Februari 2020 kepada PT. Imasco untuk segera mengembalikan saluran air ke posisi semula. Dikritik oleh aktivis PMII lantaran tak meberikan dampak nyata terhadap petani dan petani masih dibayangi gagal panen karena kekurang pasokan air.

 

Kritik tersebut disampaikan aktivis PMII yang bernama Alvian kala diminta penjelasan oleh anggota DPRD Jember setelah dewan berkenan perwakilan masa aksi menyampaikan tuntutannya diruangan dewan. Senin, 09 Maret 2020.

BACA JUGA: PC IKAPMII JEMBER: Saluran aspirasi/Demokrasi di Jember Tertutup


Di depan anggota dewan Alvian menyampaikan bahwa sebelum dirinya memasuki ruang dewan tersebut aksi diawali dengan mendatangi kantor dinas DPU BMSDA.

 

“Saya sangat dibingungkan dengan jawaban yang diberikan ibu kepala dinas DPU BMSDA, sudah tahu dimusim hujan saja air yang notabene volume air tinggi tidak dapat dinikmati petani secara merata, masih saja menyikapinya hanya dengan surat teguran,” terang Alvian kepada anggota dewan.

 BACA JUGA: Perbandingan Antara Bupati Faida dan DPRD Jember Menyikapi Aspirasi Rakyat

Alvian juga menjelaskan bahwasanya pemindahan saluran irigasi dikhawatirkan akan memicu konflik di tengah masyarakat karena berebut air.

 

“Uji coba pertama ini petani puger wetan sebagian kebagian air dan puger kulon sama sekali tidak mendapatkan ini mengancam petani gagal panen dan dikhawatirkan mereka saling bertengkar berebut air,” jelas Alvian.



Senada dengan Alvian, Ketua PC PMII Jember Baijuri  menyampaikan surat teguran yang dibeikan Bupati Faida bukan merupakan aksi nyata.

 

“Perihal teguran kepada PT. Semen Asiatic yang terkesan bupati hadir dalam menyelesaikan persoalan petani Puger. jikalau Bupati Jember berkomitmen sejalan dengan pemberitaan resmi Pemkab, maka tidak hanya teguran tapi juga aksi nyata,” terang Baijuri.

 

Reporter         : Bowo

Publisher        : Abdu