Foto: Istimewa


Situbondo, Tak perlu diragukan lagi bahwa Situbondo merupakan kabupaten yang memiliki produksi buah mangga besar, hal ini dapat dilihat hampir keseluruhan kecamatan di Kabupaten Situbondo merupakan penghasil buah manga Situbondo, Bahkan mangga juga mulai tumbuh dan bersemi sebagai tanaman yang diandalkan di desa-desa.

Sebagai produk hortikultura unggulan, Buah mangga Situbondo telah beredar di pasaran umum.Terbukti dalam produksinya, mangga Situbondo akan memenuhi permintaan se Jawa Timur disamping kabupaten lainnya.


Layaknya petani produksi komoditas lainnya, petani mangga juga menginginkan keuntungan ketika panen tiba. Namun problem klasik setiap musim panen tiba (satu tahun sekali) berlimpahnya mangga (over product) sehingga harga mangga menjadi turun tak terkontrol diluar harapan petani.

Dilema kesejahteraan petani mangga mengundang perhatian dari seoraang aktivis bernama Mashudi, Bapak dua putra ini dikenal sebagai santri dan petani, ilmu bertani ia peroleh kala kuliah di Yogya dijurusan pertanian dan sebagai aktifis yang melakukan advokasi terhadap petani yang tertindas.

Santri yang pernah mondok di Krapyak aktif bergerak dalam pelayanan publik pedesaan, dari hasil analisis sosial yang dilakukannya selama berkubang pedesaan, ia menemukan beberapa permasalahan dalam bidang pertanian.

Bentuk kepeduliannya pada petani di desa turun langsung  pada ranah teknis budidaya pertanian, Mashudi dengan kesabaranya memberikan pendidikan pada, pemuda desa, petani-petani dan warga desa lainnya tentang pola dan teknis produksi budidaya mangga di desanya.


“Awalnya Cak Udi mengajak kami berdiskusi mengenai budidaya mangga yang selama ini dilakukan oleh petani desa yang dulu panennya hanya semusim saja . Kemudian kami diajarkan teknis budidaya dengan teknologinya agar mangga garifta tidak mengenal musim. Bahkan bisa panen dua sampai tiga kali dalam setahun. Dan kami sekarang sudah menerima pelatihan dari Cak Udi, yang berguna untuk pertanian di desa ini,”ungkap Sufi pemuda desa.

Sedangkan menurut Cak Udi nilai gotong royong warga desa tetap harus dijaga dan ditingkatkan, karena menurutnya gotong royong adalah wujud partisipasi warga yang ingin maju. Terutama untuk pemuda-pemuda di dusun Galingan ini, agar menjadi percontohan pemuda tani yang mempunyai mangga garifta yang tidak mengenal musim.

“Belajar bersama-sama dan jika berhasil akan kita rasakan bersama-sama, disinilah nilai kebersamaan sebagai warga desa diuji dan dipraktekan. Tidak kemudian hanya seorang saja yang belajar , nanti kalau berhasil baru lainnya meniru tetapi kalau gagal lainnya hanya mencibir. Budidaya bila dilakukan dengan teknis yang benar pasti akan berhasil dan manfaatannya bisa dirasakan untuk semua masyarakat,”kata Cak Udi.


Kemajuan yang bisa diprediksi nantinya mangga garifta yang merupakan produk unggulan kabupaten Situbondo akan mempunyai nilai yang lebih baik, karena mampu diatur musim panenya secara periodik. Hal ini untuk menghindari keberlimpahan mangga yang berdampak dengan jatuhnya harga mangga. Akibatnya petani mengalami kerugian.

Reporter   : Kusuma
Publisher  : Asep Yasin